via : hipwee |
Ku sebut saja namamu seperti itu
Saat kau menawarkan janji, Cukup aku menjawabnya dengan rasa ikhlas kepadamu.
Ya, Aku ingin menjadi seseorang yang dimana saat engkau membuka kedua matamu, terbangun dari tidur lelapmu, Aku yang menjadi orang pertama hadir dan kau tatap.
Lantas tersenyum dan mengucapkan "selamat pagi, wanitaku"
Ya, Aku ingin menjadi seseorang yang dimana Saat dunia tak mengerti atas keluh kesah mu, Maka bersandarlah engkau di pundakku
Dan akan ku ceritakan sedikit kisah
Yang akhirnya membuat mu tersenyum dan lupa atas kesedihanmu.
Apakah engkau tahu kisah apa yang akan ku ceritakan?
Ya, Kisah itu adalah tentang kita..
Kita yang menjadi satu, Kita yang mengarungi sebuah kehidupan, Kita yang menua seiring berjalannya waktu, dan kita yang bisa Melewati suka duka bersama.
Kekasih, Ingatkah engkau saat mulai menginjakkan kaki tepat di halaman rumahku? Kenangan manis yang suatu hari nanti anak-anak kita harus mengetahuinya bahwa ada seorang lelaki biasa yang sedang berjuang.
Pilihan Editor :
- Ketika Muslimah Memutuskan Untuk Jatuh Cinta
- Kisah Penantian 105 Hari, Raisa dan Hamish Daud Akhirnya Menikah
- Alasan Kenapa Raisa dan Hamish Mampu Bikin Baper Anak Muda Era Millenial, Kamu Juga Bisa Kok!
Melawan rasa takut, Melawan rasa canggung, Untuk menemui sang pujaan hati dengan hati penuh harap bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Kita tak pernah saling mencari
Namun kita dipertemukan begitu saja.
Andai kata ada kesempatan tuk mengulangi perjalanan hidup?
Aku hanya ingin dipertemukan olehmu,
Jatuh hati kepadamu,
Dan menjadi debu bersamamu setelah takdir memisahkan kita.
Teruntuk anakku,
Ayahmu begitu romantis saat ingin menjemput cintanyaDia hanyalah lelaki biasa, menurutnya.
Tetapi bagiku,
Ayahmu itu lelaki luar biasa.
Kasih sayang serta rasa sabarnya
Menghadapi dan menanti seorang wanita asing yang baru saja memasuki dunianya mampu membuatku luluh tuk kesekian kalinya.
Kekasih,
Namun aku juga khawatirKetika aku terbangun dari tidurku
Aku tersadar,
Tiada lagi yang mengucapkan hal yang sama tiap matahari menampakkan bias cahayanya.
Melihat anakmu yang telah beranjak dewasa
Bersama sanak keluarganya
Aku tersadar, Aku sendiri dalam sepi
Tanpamu.
Sembari menatap teras rumah
Duduk pada kursi yang biasa menjadi tempat kita tuk berbagi cerita
Mengingat senyum manismu tuk pertama kalinya
Lantas air mata mulai hadir menemani
Ternyata kau telah pergi,
Untuk selamanya.
tulisan : @amaliahrh