Thursday, June 8, 2017

Ini Lho Fakta Mencengangkan Antara Susu Non-Sapi Vs Susu Sapi!

Kamu tentu udah pernah denger kan tentang susu bukan bersumber dari sapa? Itu lho, susu almond, gandum, kedelai, beras, susu kambing, susu rami, dan sejenisnya. Kalau susu sapi pasti udah tahu banget, malah beli. Nah, kali ini idnminutes.net akan merangkumnya buat kamu, terutama yang punya adik atau anak-anak dalam masa pertumbuhan! Berikut rangkumannya:

Dilansir dari Newsweek (08/06/2017), sebuah studi menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mereka (anak-anak) yang mengkonsumsi susu sapi dengan susu non-sapi. Booming-nya susu sapi memang sudah ada sejak abad ke-20, tepatnya pada tahun 1950 yang pada waktu itu, anak-anak mengkonsumsi susu sapi dua gelas per harinya.

Baca Juga :

Jika dihitung per rata-rata masyarakat menghabiskan 18 galon susu tiap tahun menurut United States Department of Agriculture. Banyaknya konsumsi susu di kalangan masyarakat membuat tanda tanya besar bagi para peneliti St. Michael’s Hospital di Toronto untuk menyelidiki, apakah dampak yang paling besar dari pemanfaatan susu sapi pada kehidupan sehari-hari.

drink, food, glass
Source image: Pixabay.com

Susu sapi bisa bikin badan lebih tinggi


Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Nutrition, penelitian memasukkan 5000 anak-anak untuk dianalisis. Dalam hasil tersebut ditemukan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi 8 ons susu non-sapi per hari memiliki tinggi yang berbeda dengan mereka yang meminum susu sapi dalam jumlah yang sama setiap harinya.

Perbedaan tersebut jika dijabarkan akan seperti ini:
Setiap cup susu bukan dari sapi (termasuk susu nabati dan susu kambing) yang dikonsumsi anak-anak, mereka ternyata memiliki rata-rata tinggi badan 0,2 inchi lebih pendek. Lebih luasnya, anak-anak berusia 3 tahun yang minum susu nabati atau susu kambing mempunyai setengah inchi lebih pendek dibandingkan dengan yang mengkonsumsi susu sapi. Angka tersebut dijabarkan oleh Dokter Anak, Jonathon Maguire, bahwa pengkonsumsi susu non-sapi memiliki cakupan tinggi sebanyak 15%, sedangkan pengkonsumsi susu 50%.

Menariknya, anak-anak yang mengkonsumsi produk susu dari dua sumber tersebut baik sapi dan non-sapi memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata pada umumnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa mereka yang mengkonsumsi susu sapi lah yang mengalami kenaikan tinggi badan lebih banyak. 

Kendati telah meneliti dan melakukan analisis, penemuan tersebut rupanya tidak sepenuhnya disetujui oleh dokter anak yang lain seperti Mark DeBoer, yang menganggap bahwa tidak ada hubungan khsusu antara susu sapi dengan tinggi anak. Sama dengan Mark, seorang antropologi dan ahli biologi Andrea Wiley yang mengupas tentang susu dalam bukunya juga membeberkan hal serupa.

Keduanya menilai bahwa anak-anak yang mengkonsumsi susu non-sapi bisa saja terkena alergi dan alergi tersebut akan menggerogoti nutrisi dalam tubuh mereka, sehingga mampu menghambat pertumbuhan. Sementara Andrea menambahkan kalau susu almond (nabati) cenderung memiliki protein lebih rendah.