Kelascinta.com |
Dari sejumlah kasus depresi yang menimpa masyarakat
Indonesia dan beberapa artis manca negara, kebanyakan kisah mereka berakhir
tragis, yakni bunuh diri. Ada yang menenggak racun serangga, gantung diri, dan
sejenisnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, masalah hidup tidak akan bisa
terelakkan atau dihindari, namanya juga masalah, iya kan? Kalau hanya ada
bahagia tentu surga tempatnya. Namun, dunia selalu menyisakan dua sisi bagi
manusia, kadang suka kadang duka. Kita
bisa melewati ujian pertama, tetapi belum tentu ujian kedua, dan seterusnya..
begitu pula dengan mereka. Yang jelas, Tuhan tidak akan pernah membebani
perkara pada umat-Nya melebihi batas kemampuan yang mereka miliki.
Sepintas, masih banyak dari kita yang kesulitan atau bahkan
kurang paham akan tanda-tanda orang depresi atau stress karena mereka juga hidup sama
seperti kita, tersenyum, melakukan
berbagai aktivitas sehari-hari, dan berkomunikasi layaknya orang normal
lainnya. Hanya saja, semua beban mereka terlihat ketika bibir sudah mulai
mencurahkan seluruh isi yang ada di dalam hati dan muncul tetesan air mata
secara tidak disengaja. Bila kamu mendapati seorang teman berlaku seperti itu,
maka dengarkanlah. Bisa jadi, kamu adalah orang yang ia percaya sebagai tempat
meluapkan separuh beban hidupnya. Cukup dengarkan.
Tapi, buat kamu yang ingin tahu cara mengenali gejala atau
tanda awal depresi tanpa harus mendengar cerita mereka, lihatlah beberapa hal
di bawah ini
Lihatlah kronologi
media sosialnya
Orang-orang yang menderita stress atau bahkan depresi sering
menulis kalimat-kalimat galau dan kematian. Mereka melakukan itu sebagai bentuk
protes pada kehidupan yang mereka anggap hanyalah sia-sia belaka, meski
kenyataannya tidak seperti itu. Selain
itu, ketika ia ditanya dan enggan bercerita, maka kemungkinan besar memang
sedang ada masalah yang dipendamnya. Sederhana, mereka menganggap bahwa
bercerita pada orang lain tidak akan membuat satu orang pun mengerti akan
perasaannya, sehingga ia memilih diam.
Selain itu, menurut sejumlah penelitian orang-orang yang
menderita depresi suka dan gemar memposting foto dengan tema hitam putih. Foto
tak berwarna memperlihatkan sisi psikologis mereka bahwa dalam dirinya sedang
diisi oleh sesuatu yang sulit untuk dijelaskan pada semua orang.
Menyendiri dan
Melamun
Tidak hanya bergalau tiada henti, orang yang depresi juga
lebih memilih untuk menyendiri di suatu tempat yang mereka anggap aman.
Tujuannya bukan menenangkan diri, melainkan melarikan diri. Padahal saat
sendiri dan tidak memiliki aktivitas apa pun, pikiran akan cenderung diarahkan
pada imajinasi atau bayangan yang seharusnya tidak perlu ada, tapi
diada-adakan. Kita biasa menyebutnya sebagai kecemasan berlebih.
Berbeda dengan mereka yang mencari ketenangan guna
memperoleh inspirasi, orang depresi terlihat bagaimana mereka memperlakukan
dirinya saat sedang sendiri. Biasanya
ditandai dengan melamun dan tatapan kosong.
Enggan Bangun Pagi
Salah satu manfaat bangun pagi adalah menyetabilkan mood
dalam diri seorang manusia, sehingga dijauhkan dari rasa malas dan kantuk. Nah,
masalahnya adalah beberapa penelitian menyebut kalau orang-orang penderita
depresi sulit bangun pagi. Bukan hanya sulit, tetapi enggan. Mereka menganggap
bahwa bangun pagi tidak akan mengubah keadaan dan sama saja dengan jam-jam
lain. Justru dalam tidurlah mereka menganggap tidak merasakan apa pun.
Wajah Tampak Lesu dan
Tidak Bergairah
Ini adalah tanda yang paling mudah dilihat secara umum.
Mereka yang punya banyak tekanan biasanya terlihat dari raut wajah yang lesu
dan tidak bergairah. Hal itu dikarenakan kesedihan memengaruhi pergerakan saraf
dan otot pada wajah.
Itulah mengapa,
senyum dianggap menyehatkan dan membuat kita awet muda.
Makan Banyak, tapi
Sembarangan
Sebagian orang yang sedang mendapat banyak tekanan hingga
depresi akan berkurang nafsu makannya, tetapi di era saat ini justru
sebaliknya. Mereka justru semakin banyak
makan tetapi tidak terkontrol nutrisi dan gizinya. Tempat-tempat penyedia junk
food 24 jam lah yang sering dipilih sebagai lokasi untuk melempiaskan ‘rasa
hambar’ dalam hidup yang mereka alami.