Thursday, August 24, 2017

Yuk Kenali Tanda Awal Gejala Depresi!

Kelascinta.com
Depresi  bukanlah perkara yang bisa dianggap enteng atau bahkan diabaikan begitu saja. Banyak faktor yang melatarbelakanginya, termasuk persoalan-persoalan hidup yang biasa kita anggap kecil, tetapi bagi mereka tidak sedemikian rupa.
Dari sejumlah kasus depresi yang menimpa masyarakat Indonesia dan beberapa artis manca negara, kebanyakan kisah mereka berakhir tragis, yakni bunuh diri. Ada yang menenggak racun serangga, gantung diri, dan sejenisnya. 

Dalam kehidupan sehari-hari, masalah hidup tidak akan bisa terelakkan atau dihindari, namanya juga masalah, iya kan? Kalau hanya ada bahagia tentu surga tempatnya. Namun, dunia selalu menyisakan dua sisi bagi manusia,  kadang suka kadang duka. Kita bisa melewati ujian pertama, tetapi belum tentu ujian kedua, dan seterusnya.. begitu pula dengan mereka. Yang jelas, Tuhan tidak akan pernah membebani perkara pada umat-Nya melebihi batas kemampuan yang mereka miliki.
Sepintas, masih banyak dari kita yang kesulitan atau bahkan kurang paham akan tanda-tanda orang depresi  atau stress karena mereka juga hidup sama seperti kita, tersenyum,  melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, dan berkomunikasi layaknya orang normal lainnya. Hanya saja, semua beban mereka terlihat ketika bibir sudah mulai mencurahkan seluruh isi yang ada di dalam hati dan muncul tetesan air mata secara tidak disengaja. Bila kamu mendapati seorang teman berlaku seperti itu, maka dengarkanlah. Bisa jadi, kamu adalah orang yang ia percaya sebagai tempat meluapkan separuh beban hidupnya. Cukup dengarkan.

Tapi, buat kamu yang ingin tahu cara mengenali gejala atau tanda awal depresi tanpa harus mendengar cerita mereka, lihatlah beberapa hal di bawah ini

Lihatlah kronologi media sosialnya
Orang-orang yang menderita stress atau bahkan depresi sering menulis kalimat-kalimat galau dan kematian. Mereka melakukan itu sebagai bentuk protes pada kehidupan yang mereka anggap hanyalah sia-sia belaka, meski kenyataannya tidak seperti itu.  Selain itu, ketika ia ditanya dan enggan bercerita, maka kemungkinan besar memang sedang ada masalah yang dipendamnya. Sederhana, mereka menganggap bahwa bercerita pada orang lain tidak akan membuat satu orang pun mengerti akan perasaannya, sehingga ia memilih diam.
Selain itu, menurut sejumlah penelitian orang-orang yang menderita depresi suka dan gemar memposting foto dengan tema hitam putih. Foto tak berwarna memperlihatkan sisi psikologis mereka bahwa dalam dirinya sedang diisi oleh sesuatu yang sulit untuk dijelaskan pada semua orang. 

Menyendiri dan Melamun

Tidak hanya bergalau tiada henti, orang yang depresi juga lebih memilih untuk menyendiri di suatu tempat yang mereka anggap aman. Tujuannya bukan menenangkan diri, melainkan melarikan diri. Padahal saat sendiri dan tidak memiliki aktivitas apa pun, pikiran akan cenderung diarahkan pada imajinasi atau bayangan yang seharusnya tidak perlu ada, tapi diada-adakan. Kita biasa menyebutnya sebagai kecemasan berlebih.
Berbeda dengan mereka yang mencari ketenangan guna memperoleh inspirasi, orang depresi terlihat bagaimana mereka memperlakukan dirinya saat sedang sendiri.  Biasanya ditandai dengan melamun dan tatapan kosong.

Enggan Bangun Pagi

Salah satu manfaat bangun pagi adalah menyetabilkan mood dalam diri seorang manusia, sehingga dijauhkan dari rasa malas dan kantuk. Nah, masalahnya adalah beberapa penelitian menyebut kalau orang-orang penderita depresi sulit bangun pagi. Bukan hanya sulit, tetapi enggan. Mereka menganggap bahwa bangun pagi tidak akan mengubah keadaan dan sama saja dengan jam-jam lain. Justru dalam tidurlah mereka menganggap tidak merasakan apa pun.

Wajah Tampak Lesu dan Tidak Bergairah

Ini adalah tanda yang paling mudah dilihat secara umum. Mereka yang punya banyak tekanan biasanya terlihat dari raut wajah yang lesu dan tidak bergairah. Hal itu dikarenakan kesedihan memengaruhi pergerakan saraf dan otot pada wajah.
 Itulah mengapa, senyum dianggap menyehatkan dan membuat kita awet muda. 

Makan Banyak, tapi Sembarangan

Sebagian orang yang sedang mendapat banyak tekanan hingga depresi akan berkurang nafsu makannya, tetapi di era saat ini justru sebaliknya. Mereka  justru semakin banyak makan tetapi tidak terkontrol nutrisi dan gizinya. Tempat-tempat penyedia junk food 24 jam lah yang sering dipilih sebagai lokasi untuk melempiaskan ‘rasa hambar’ dalam hidup yang mereka alami.