Kamu sudah nggak asing lagi tentunya dengan sebutan 'pelakor' atau perebut laki orang. Akhir-akhir ini, merebaknya pelakor bahkan tidak hanya menimpa pada mereka yang sudah berumah tangga puluhan tahun, tetapi juga bisa pada mereka yang masih tahap awal dalam membangun keluarga. Parahnya lagi, susahnya sama si A, wah seneng-seneng kemudian dengan si B. Nyesek nggak sih? Jawabnya pasti 'Iya lah!'
via Ummu Khais Ahmad |
Tidak berhenti di situ saja, deretan kasus yang berkaitan dengan pelakor bahkan sudah seperti petir yang hadir tanpa menunggu hujan datang. Lebih-lebih, mereka si pelakor tak segan dan tak malu secara terang-terangan merebut suami orang, justru malah bangga. Menurut pengakuan beberapa dari mereka sih, dikarenakan saling mencintai, harta, dan tidak ada pilihan lain. Benarkah? Bisa iya dan tidak, tetapi terpenting apa pun alasannya merebut kebahagiaan rumah tangga orang lain dengan cara yang salah tidak patut dibenarkan dan selamanya.
Tutuplah Rumahmu dan Jangan Biarkan Pelakor Masuk
Ungkapan ini ditujukan khusus bagi suami yang tidak bermakna sebenarnya, tetapi memiliki arti lain. Maksudnya adalah, seorang pelakor itu ibarat tamu yang bisa mendatangi rumah siapa pun. Si pemilik rumah tidak bisa mencegah ia datang, tetapi masih bisa mencegah ia supaya tidak masuk ke dalam rumah. Namun, tergantung si pemilik rumah, mau membukakan pintu atau tidak. Sebab, seorang tamu tidak akan masuk ke dalam rumah orang lain bila pintu tetap tersegel atau tertutup. Jadi, bagi si suami akan lebih baik menjaga diri dari segala godaan di luar dan berpikirlah bahwa istrimu di rumah sedang dalam kondisi berjuang membangun keharmonisan bagi keluarga kalian sendiri, jadi seyogyanya temanilah. Jangan rusak kepercayaan apalagi hianati dirinya. Jangan hancukan harapannya yang besar agar dapat menua bersamamu.
"Sebab cinta murni dan suci yang dijaga dengan baik, akan kembali baik bagi mereka"
Perlakukan Suami Sebaik Mungkin
Meski selingkuh dengan pelakor karena sejumlah alasan termasuk istri yang tidak mampu membahagian suami, akan tetapi perbuatan itu tidak dibenarkan sedikit pun. Namun, tidak ada salahnya bagi istri untuk terus bersikap baik dan membahagikan suami. Sebaliknya, usaha keras istri haruslah disadari bahwa ia memang ingin mempertahankan hidupnya bersamamu.
Peluklah pasanganmu di rumah, tanyakan bagaimana kabarnya hari ini. Tanyalah suamimu, bagaimana ia bekerja di luar. Tanyalah istrimu, bagaimana ia dan anak-anak di rumah selama engkau tinggal mencari nafkah. Pertanyaan kecil akan menghidupkan cinta dalam sebuah rumah tangga, meski baru berjalan beberapa hari sajaSemua akan mendapatkan kifaratnya.
Bukankah sudah jelas bahwa bagi siapa pun yang berbuat baik, maka Tuhan akan memberikan pahala yang setimpal bagi mereka. Begitu pula dengan suatu kejahatan? Maka tunggulah jika giliranmu yang mendapatkannya. Menjadi pelakor itu mudah, tetapi menghadapi siksaan-Nya tidak akan semudah saat engkau merusak mahligai rumah tangga orang lain. Sebelum engkau bertindak jahat dan arogan, maka tempatkanlah posisimu pada wanita yang nanti tersakiti oleh ulah sengajamu. Rasakan, bagaimana bila kau berada di posisinya? Bagaimana kau harus menghadapi pedihnya hati sementara anak-anak ingin terus melihatmu tersenyum? Diam dan berpikirlah, bahwa tidak semua hal adalah benar dan mutlak cinta, melainkan ada nafsu dan ambisi.
Sebenar-benarnya cinta adalah mereka yang membangun itu dengan cara yang benar, bukan menghalalkan segala cara padahal salah