channel4 |
Dilansir dari Independent.co.uk, menurut data dari
United Nation, diperkirakan terdapat 73.000 pengungsi yang berusaha melarikan diri
dan telah meninggalkan Myanmar menuju Bangladesh sejak kekerasan mulai digelorakan
pada 25 Agustus lalu. Di samping itu, hampir 400 orang muslim Rohingya yang berusaha
kabur dinyatakan terbunuh oleh militer Myanmar dan 3000 lebih juga terbunuh
oleh sekelompok Budhis Myanmar di Arakan beberapa waktu yang lalu.
Melihat pemberitaan sejumlah
media dan munculnya kecaman pada dirinya, Aung San Suu Kyi masih mengelak dan
berkilah tidak mau disebut melakukan genosida atau pembersihan etnis, yang
tentu saja sudah melewati batas kemanusiaan. Padahal janjinya terdahulu saat
terpilih menjadi orang nomor satu di Myanmar akan menyelesaikan konflik dan
segala permasalahan muslim Rohingya hingga nobel perdamaian pun ia dapatkan,
akan tetapi semua itu tidak berarti. Ia kini bahkan disebut sebagai pemimpin
bermuka dua karena apa yang dikatakan dan gambaran nyata di lapangan tidak
sesuai lagi.
Baca Juga
Bukan hanya Aung San Suu Kyi,
pemberantasan etnis tersebut konon diklaim oleh pihaknya sebagai ajang membela
diri karena mereka mendapat serangan terlebih dulu. Hal yang tidak logis dan
jelas memutarbalikkan fakta. Sebab, jangankan senjata dan peralatan tajam,
muslim Rohingya sendiri bisa dikatakan hidup serba kekurangan dan tertindas.
Hari demi hari, publik semakin
dibuat resah sekaligus geram oleh sejumlah kabar valid mengenai muslim Rohingya. Tak tanggung-tanggung, sejumlah
ormas dan umat muslim di Tanah Air melakukan serangkaian kegiatan sebagai
bentuk kecaman pada Myanmar, mulai dari menuntut
pengusiran Dubes, menggalang bantuan kemanusiaan, hingga membuat petisi agar
nobel perdamaian yang sempat diperoleh Aung San Suu Kyi benar-benar dicabut
karena ia tidak pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Bagaimana tidak? Sebagai
seorang pemimpin ia telah gagal memenuhi janjinya terdahulu. Bahkan sebenarnya,
petisi tersebut sudah muncul sejak Maret lalu dan kini jumlahnya sudah berlipat
ganda. Para netizen yang turut menyuarakan simpati mereka pun tak ingin
ketinggalan menyumbang suara untuk ikut menandatangani petisi. Sampai saat ini,
petisi tersebut sudah menyentuh angka 50 ribu lebih partisipan dan diperkirakan
jumlahnya akan terus bertambah.