Monday, September 4, 2017

Lakukan Genosida pada Muslim Rohingya, Rakyat Indonesia Minta Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi Dicabut!



channel4
IDN Minutes - Muslim Rohingya dikenal sebagai etnis minoritas Myanmar yang sampai saat ini tidak mendapatkan status kewarganegaraan mereka secara jelas dari negara. Bahkan kehidupan mereka saat ini benar-benar di bawah jurang nestapa. Tidak jelas dan selalu dirundung cemas karena minim bantuan, bahan makanan, dan tentu saja kehilangan tempat tinggal tetap akibat menjadi target para kelompok bersenjata negara. Parahnya, para tentara militer dan sejumlah Budhis Myanmar di bawah pemerintah Aung San Suu Kyi bekerja sama melakukan pembersihan etnis dengan cara melancarkan serangan pada mereka tanpa ampun.
 
Dilansir dari Independent.co.uk, menurut data dari United Nation, diperkirakan terdapat 73.000 pengungsi yang berusaha melarikan diri dan telah meninggalkan Myanmar menuju Bangladesh sejak kekerasan mulai digelorakan pada 25 Agustus lalu. Di samping itu, hampir 400 orang muslim Rohingya yang berusaha kabur dinyatakan terbunuh oleh militer Myanmar dan 3000 lebih juga terbunuh oleh sekelompok Budhis Myanmar di Arakan beberapa waktu yang lalu.

Melihat pemberitaan sejumlah media dan munculnya kecaman pada dirinya, Aung San Suu Kyi masih mengelak dan berkilah tidak mau disebut melakukan genosida atau pembersihan etnis, yang tentu saja sudah melewati batas kemanusiaan. Padahal janjinya terdahulu saat terpilih menjadi orang nomor satu di Myanmar akan menyelesaikan konflik dan segala permasalahan muslim Rohingya hingga nobel perdamaian pun ia dapatkan, akan tetapi semua itu tidak berarti. Ia kini bahkan disebut sebagai pemimpin bermuka dua karena apa yang dikatakan dan gambaran nyata di lapangan tidak sesuai lagi.

Baca Juga



Bukan hanya Aung San Suu Kyi, pemberantasan etnis tersebut konon diklaim oleh pihaknya sebagai ajang membela diri karena mereka mendapat serangan terlebih dulu. Hal yang tidak logis dan jelas memutarbalikkan fakta. Sebab, jangankan senjata dan peralatan tajam, muslim Rohingya sendiri bisa dikatakan hidup serba kekurangan dan tertindas.

Hari demi hari, publik semakin dibuat resah sekaligus geram oleh sejumlah kabar valid mengenai muslim Rohingya. Tak tanggung-tanggung, sejumlah ormas dan umat muslim di Tanah Air melakukan serangkaian kegiatan sebagai bentuk kecaman pada Myanmar, mulai dari menuntut pengusiran Dubes, menggalang bantuan kemanusiaan, hingga membuat petisi agar nobel perdamaian yang sempat diperoleh Aung San Suu Kyi benar-benar dicabut karena ia tidak pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Bagaimana tidak? Sebagai seorang pemimpin ia telah gagal memenuhi janjinya terdahulu. Bahkan sebenarnya, petisi tersebut sudah muncul sejak Maret lalu dan kini jumlahnya sudah berlipat ganda. Para netizen yang turut menyuarakan simpati mereka pun tak ingin ketinggalan menyumbang suara untuk ikut menandatangani petisi. Sampai saat ini, petisi tersebut sudah menyentuh angka 50 ribu lebih partisipan dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah.